kalender

Kamis, 10 Maret 2016

Dampak yang Diakibatkan oleh Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah seperti yang diuraikan diatas, bahwa konsentrasi CO2 yang tebal diatmosfer bumi menyebabkan emisi panas yang dikeluarkan oleh makhluk ataupun benda lain di muka bumi tidak dapat dilepaskan sehingga suhu bertambah panas di didalam linkungan bumi. efek berantainya adalah apabila ketebalan mencapai batas limit maka sinar matahari tidak akan mamapu lagi menembus sampai kepermukaan bumi. Logikanya apabila konsentrasi sudah mencapai titik jenuh tersebut maka bumi akan mengalami gelap karena radiasi panas tidak mampu menembus bumi akibat dipantulkannya kembali keluar angkasa.Dengan demikian maka suhu bumi akan turun drastis dan permukaan air akan  membeku.
Efek lain dari emisi gas rumah kaca adalah hewan & ikan dibumi akan mengalami kerusakan jaringan dan reproduksi, kerabang telur ayam akan susah terbentuk telur ikan akan pecah sebelum diselaputi lendir pelindung. sehingga populasi hewan dan ikan akan menurun bahkan musnah. Tumbuhan yang sebetulnya memerlukan CO2 untuk fotosintesis justru tidak dapat melakukan fungsi tersebut dikarenakan sel fotosintesis pada daun tertutup jelaga yang merupakan efek samping dari CO2, pada permukaan daun akan timbul kutikula daun atau bintil bintil daun, itu seperti kanker pada hewan atau manusia. Ganggang dan fitoplankton pun setali tiga uang dengan tumbuhan besar, sel fotosintesis tidak akan berfungsi. Yang jelas apapun bila tidak sesuai ukuran akan mengakibatkan kerusakan. coba bila anda makan sesuai porsi dengan makan yng berlebih sampai kekenyangan, maka akan jelas efeknya. Makan sesuai porsi akan jadi sehat. makan berlebih perut jadi sakit dan kelanjutannya keorgan lainnya. demikian juga emisi gas rumah kaca (CO2) bila berlebihan akan menimbulkan penyakit, tetapi bila sesuai porsi akan membuat sehat tumbuhan dan bumi. Jadi yang jelas akibat global warming yang disebabkan efek rumah kaca bukan akan menambah jumlah ikan karena air yng semakin banyak dan tumbuhan bukannya menghasilkan oksigen bertambah banyak karena berlebihannya CO2.
Efek rumah kaca itu tidak berbanding lurus dengan melimpahnya sinar matahari.
rasa hangat dan panas yang kita rasakan itu bukan dari sinar matahari tapi dari emisi/radiasi yang terjebak dibawah permukaan gas CO2 yg tebal. Perlu dicatat emisi,radiasi dan sinar itu hal yang berbeda. Sinar matahari kebumi membawa serta radiasi dan emisi (emisi adalah efek hasil pemanasan yang berupa gas, sedangkan radiasi dihasilkan akibat tidak stabilnya elektron akibat tumbukan antara elektron yang akan menimbulkan pemanbahan atau pengurangan jumlahnya untuk mencapai kesetabilan, tetapi hal ini juga mempengaruhi inti atomnya, akibatnya akan mengeluarkan sinar seperti alfa, gama, beta, ultraviolet, X, dll). Jadi jelasnya bumi kita ini harus dirawat dikelola dengan bijaksana agar terus seimbang. karena ketidak seimbangan akan mengakibatkan petaka bukan manfaat.

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Peningkatan suhu bumi juga mempengaruhi terjadinya perubahan cuaca dan suhu laut yang begitu ekstrim.

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang        berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstrem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climate change)yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu).

Efek rumah kaca dapat mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es didaerah kutub. Hal akan berakibat naiknya permukaan laut yang dapat mengancam pemukiman penduduk disepanjang pantai. Naiknya permukaan air laut dapat mengakibatkan erosi disekitar wilayah pesisir pantai, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, berkurangnya intensitas cahaya didasar laut, serta naiknya tinggi gelombang air laut. Disamping itu efek rumahkaca mengakibatkan terganggunya keseimbangan biologis di laut sehingga dapat meningkatkan jumlah ganggang di lautan. Beberapa jenis ganggang ini ada yang dapat mengeluarkan racun yangmembahayakankehidupan lautdan meracuni manusia yang memakan hasil laut.
Efek rumah kaca juga akan meningkatkan suhu bumi sekitar 10 – 50 C. Hal ini akan mengganggu ekosistem dan lingkungan. Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

Namun disamping hal-hal tersebut efek rumah kaca juga memiliki dampak yang positif bagi kehidupan, terutama manusia. Efek rumah kaca sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi. Karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

Bahan Utama Untuk Membuat Green House

Bahan Utama Untuk Membuat Green House - Ketika akan membuat green house terkadang kita di hadapkan pada beberapa pilihan bahan .  Bahan utama yang diperlukan untuk membuat green house tentunya tergantung pada desain, kondisi lingkungan dan biaya yang kita punyai.
Greenhouse atau yang lebih dikenal dengan istilah kumbung di Indonesia ditinjau dari bentuknya, bahan bangunan dan sistem kontrolnya sangat beragam. kenyataannya pembangunan greenhouse belum sepenuhnya disesuaikan dengan iklim di tempat di bangunnya greenhouse. Sehingga harapan terpenuhinya kuantitas, kualitas dan kontinyuitas produksi belum optimal. Fungsi dan type green house dapat di baca disini



Namun pada dasarnya bahan bahan yang dapat di gunakan untuk membuat green house itu adalah sebagai berikut :

1. Kerangka Green House

Kerangka green house dapat di buat dari berbagai material, seperti :

 - Bambu
Bambu banyak di temui di sekitar kita harganyapun terbilang murah. Tapi dari segi kekutan bambu sangatlah kurang. Kecuali itu mudah lapuk dan keropos oleh rayap. Bambu cocok untuk green house yang bersifat temporary.

 - Kayu
Kayu lebih kuat dari pada bambu walaupun kayu tertentu justru lebih mudah lapuk dan keropos. Kayu yang baik untuk kerangka green house antara lain kayu jati dan kayu ulin, namun kedua kayu ini mahal harganya dan susah di dapat. Jika menggunakan kayu yang mudah keropos di sarankan terlebih dahulu di olesi / disemprot dengan larutan pestisida anti rayap.

 - Besi/baja ringan tahan karat
Green house yang di bangun untuk keperluan jangka panjang sebaiknya menggunakan kerangka dari bahan pipa besi atau baja ringan anti karat (BRC). Dengan bahan besi ini di jamin lebih kuat terhadap terpaan angin dan perubahan cuaca.

2. Penutup Green House

Pada dasarnya material penutup green hause adalah dari bahan yang tembus cahaya matahari, mengingat semua jenis tanaman tidak dapat hidup tanpa cahaya mathari. Cahaya yang di butuhkan tanman rata-rata dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation)

Material penutup green house yang tembus cahaya tersebut dapat berbahan dari kaca maupun plastik. Namun untuk penggunaan kaca tidak banyak dipakai karena sifatnya yang mudah pecah dan pemasangannya perlu biaya yang tinggi.

Apa Itu Greenhouse?

Green house adalah sebuah bangunan kontruksi yang berfungsi untuk menghindari dan memanipulasi kondisi lingkungan agar tercipta kondisi lingkungan yang dikehendaki dalam pemeliharaan tanaman. Green House disebut juga "Rumah Kaca", karena kebanyakan green house di buat dari bahan yang tembus cahaya seperti kaca, achrilic, plastik dan sejenisnya.
Dengan greenhouse beberapa kondisi lingkungan berikut dapat dihindari, antara lain:
1. Perubahan suhu dan kelembaban yang fluktuatif
2. Akibat buruk yang di timbulkkan dari radiasi sinar matahari jenis sinar ultra violet dan sinar infra red
3. Kekurangan air pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim penghujan.
4. Hama dan binatang pengganggu serta penyakit tanaman seperti jamur dan bakteri.
5. Tiupan angin kencang yang dapat merobohkan tanaman dan merusak daun
6. Tiupan angin dan serangga yang dapat menggagalkan proses penyerbukan bunga
7. Akibat buruk dari polusi udara

Kondisi lingkungan yang dapat di ciptakan dengan adanya greenhouse, antara lain:
1. Kondisi cuaca yang mendukung pertumbuhan tanaman
2. Suhu , kelembaban dan intensitas cahaya matahari dapat di atur sesuai kebutuhan
3. Penyiraman tanaman dapat diatur berkala
4. Kebersihan lingkungan dapat dijaga dengan baik sehingga terhindar dari penyakit tanaman.
5. Kenyamanan terhadapa aktivias produksi dan pengendalian mutu.
6. Udara yang bersih dari polutan
7. Insklusi (terlindung) terhadap gangguan binatang/hama dan serangga penggangu.

Fungsi, Manfaat & Kegunaan Greenhouse

1. Sebagai sarana pembibitan tanaman
2. Tempat karantina tanaman
   Tanaman yang sedang sakit, terkena hama atau ketika dalam proses tranplantasi (pemindahan tanaman) perlu dirawat dan dipelihara secara intensif atau di karantina. Hal ini dapat dilakukan di dalam green house untuk mendapatkan perawatan khusus dan mengindari kontaminasi terhadap tanaman lain.
3. Sebagai wahana budidaya tanaman tertentu
   Jenis tanaman tertentu menghendaki pemeliharaan khusus karena tanaman tersebut hanya dapat hidup dan berproduksi pada kondisi khusus. Misalnya beberapa jenis holtikultura (buah, sayur dan bunga), tanaman herbal dan tanaman hias. Dengan adanya green house kondisi lingkungan dapat di manipulasi sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut sehingga produksi dapat berjalan dengan baik, meminimalisir kegagalan produksi dan meningkatkan produktifitas.
4. Sebagai sarana Agro Wisata
   Green house banyak di jadikan sebagai sarana agro wisata di perkotaan yang memadukan keindahan taman dan fauna seperti angsa, burung dan lainya. Kenyamanan pengunjung dapat di ciptakan dan binatang dapat terjaga dengan baik.
5. Sebagai Agromart/Agroshop
Penjualan tanaman seperti tanaman hias tidak mungkin dilakukan didalam gedung yang tertutup yang tidak ada cahaya matahari. Dengan adanya green house dapat diciptakan kondisi yang nyaman bagi para pengunjung dan pemeliharaan tanamanpun lebih mudah dilakukan.

Kamis, 03 Maret 2016

Macam-macam Green house

Macam-macam Green House
Yang dimaksud dengan jenis green house adalah pembedaan ragam green house berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai green house. Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin besar biayanya tetapi umur green house akan lebih lama.
Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu green house bambu, green house kayu dan green house besi.
a. Green house bambu.

Green House Bambu

Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi. Green house ini secara umum adalah jenis green house yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi.

Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka green house bambu atapnya terbatas menggunakan plastik UV. b. Green house kayu

green house kayu

Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material kayu, terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding green house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik. Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca. c. Green house besi.

Green House Besi

Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green house yang menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment “hot dipped galvanis”. Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal. Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional dapat dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga penggunaan green house dapat dilakukan secara optimal.
Bahan Penutup Green House
Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar tanaman yang dibudidayakan pada green house membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation). Hampir semua bahan penutup green house mampu menampung cahaya tersebut sesuai dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Bahan yang terbuat dari Polyethylene dan fiberglass cenderung membuat cahaya menjadi tersebar, sementara bahan yang terbuat dari acrylic dan polycarbonate lebih cenderung meneruskan cahaya yang masuk secara langsung. Cahaya yang sifatnya menyebar tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi tanaman, dimana dia bisa mengurangi kelebihan cahaya pada daun-daun tanaman bagian atas dan memantulkannya pada daun-daun yang ada di bagian bawah sehingga penyebaran cahaya menjadi lebih merata.
Sebenarnya bentuk-bentuk green house tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk sederhana dengan bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan penutup yang mahal. Adapun bahan penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan. Beberapa tipe plastik yang biasa digunakan sebagai penutup green house antara lain :
1. Acrylic
Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah serta sangat transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari matahari lebih tinggi dibandingkan dengan bahan yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak dua lapis mampu menghantarkan sekitar 83 % cahaya dan mengurangi kehilangan panas sekitar 20-40% dibandingkan penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan menguning walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun kekurangan dari bahan acrylic adalah : mudah terbakar,sangat mahal, dan sangat mudah tergores/tidak tahan gores.
2. Polycarbonate
Polycarbonate memiliki ciri-ciri : lebih tahan, lebih fleksibel, lebih tipis, serta lebih murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis polycarbonate mampu menghantarkan cahaya sekitar 75-80 % dan mengurangi kehilangan panas sekitar 40% dibandingkan satu lapis. Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah memuai, gampang menguning, dan akan membuat lapisan kurang transparan dalam waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang tidak cepat menguning).
3. Fiberglass Reinforced Polyester
Bahan ini memiliki sifat-sifat : lebih tahan lama, penampilannya menarik, harganya terjangkau dibandingkan kaca, serta FRP ini lebih tahan pengaruh perubahan cuaca. Bahan plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk bergelombang maupun berupa lempengan. Meskipun demikian kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.
4. Polyethylene film
Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun sifatnya hanya sementara (kurang tahan lama), bentuknya kurang menarik, serta membutuhkan penanganan maupun perawatan yang lebih intensif . Selain itu, bahan ini juga mudah sekali rusak oleh sengatan cahaya matahari, walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan perawatan lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar sehingga tidak membutuhkan kerangka yang lebih banyak dan bisa menghantarkan cahaya paling besar.
5. Polyvinyl cholride film
Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk cahaya dengan panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini mampu menciptakan temperatur udara yang cukup tinggi pada malam hari dan bisa berfungsi sebagai penghalang sinar ultra violet. Bahan ini lebih mahal dibandingkan polyethylene film dan cenderung mudah kotor, yang mana harus terus dilakukan pembersihan agar didapatkan penghantaran cahaya yang lebih baik.
Cara pembuatan green house ini tidak jauh berbeda dengan membuat bangunan gudang atau kantor. Pertama-tama kita perlu membuat pondasi bangunan yang dalam, semakin besar ukuran green house maka semakin dalam pondasi yang kita buat. Besi yang dibuat untuk kerangka green house tersebut harus anti karat dan terbuat dari bahan pipa yang tebal. Pipa yang satu dengan pipa yang lain harus disambung secara kuat dan berulang-ulang.
Untuk model atap ada yang berbentuk melengkung dan ada yang berbentuk lancip. Tinggi dinding yang baik mencapai 6 sampai 9 meter, tergantung crop yang akan diproduksi atau tergantung pada tujuannya. Bahan dinding beserta atapnya dapat dari kaca maupun plastik yang tebal yang tidak mudah sobek dan cara pemasanganya dimulai dari atapnya dulu, kalau sudah selesai baru dinding. Pintu dari green house harus dibuat serapat mungkin sehingga tidak memberikan kesempatan bagi udara luar untuk masuk kedalam green house. Setelah dinding dan atap terpasang kaca atau plastik, kita dapat memasang sistem irigasi dengan menggunakan pipa secara sistematis yang dapat kita kendalikan, serta diberi bak pengontrol untuk mengontrol masuk dan keluarnya air dari dalam dan keluar dari green house. Untuk bagian dalam green house ada 2 jenis, yaitu diplester dengan semen, ini hanya untuk green house yang penanamannya menggunakan media pot atau plastik polybag atau percobaan hydroponik tetapi ada juga yang dalamnya berupa tanah seperti yang ada dilahan persawahan, hal ini bertujuan untuk budidaya sayuran, buah-buahan dan bunga yang akan dibuat petakan atau bedengan. Bahkan bedengan ini ada juga yang diberi mulsa sama seperti tehnik budidaya tanaman pada umumnya. Tetapi dengan green house pengawasan terhadap tanaman baik temperature, kelembaban, kebutuhan air, kebutuhan hara bahkan pengendalian hama dan penyakitnya dapat dikontrol dengan sebaik-baiknya.
Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan green house sangat menguntungkan khususnya untuk bisnis fresh market hortikultura karena kita mampu berproduksi sepanjang masa tidak tergantung pada cuaca atau musim bahkan kualitas produk yang dihasilkan dapat terjamin atau lebih baik dari tehnik budidaya dialam bebas.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN GREENHOUSE
Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan tanaman kekurangan air, hama juga akan menyerang yang dapat menimbulkan kerugian. Demikian pula pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok, sehingga kerugian segera tiba.
Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar menggantikan dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi secara mandiri dan berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan, juga kita tidak perlu membanjiri pasar dengan jenis komoditas yang sama yang menyebabkan harga anjlok.
1. Meningkatkan hasil produksi
Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini dikenal sebagai hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi
2.Meningkatkan kualitas produksi
Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu, polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual produk.
3.Meminimalisasi pestisida
Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit. Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun.
Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen yang terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet.
4.Aset dan performance
Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down. Dengan cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu hal ada perubahan kebijakan, maka struktur green house tersebut dapat dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya.
5.Sarana agrowisata dan media pembelajaran
Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green house seperti ini banyak ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.Disamping itu juga,green house seringkali djadikan sebagai media penelitian atau wahana belajar lapangan dalam menunjang referensi-referensi pelajaran bagi para mahasiswa khususnya para mahasiswa yang terkait dengan dunia pertanian
Kelemahan Green House
Sebaiknya perlu diantisipasi beberapa kelemahan jika akan mendirikan bangunan ini utamanya dibutuhkan biaya investasi tinggi (overhead cost), menuntut ekstra perhatian dan perawatan sehingga sumberdaya manusia yang trampil dan berdedikasi menjadi kunci keberhasilan dalam optimalisasi pemanfaatan teknologi ini. Ukuran dan bahan materi, bentuk serta struktur green house sangatlah bervariasi sesuai dengan tujuan / kepentingan yang ingin diperoleh. Ukuran green house mulai 100 m2 hingga 10.000 m2 bahkan lebih.
Sedangkan bahan yang digunakan mulai yang sederhana terbuat dari lembar polythein, dilengkapi dengan atap dari lembar polycarbonate, gabungan
polythein dan shading net, otomatik dan semi otomatik hingga seluruhnya dikendalikan dengan sistem komputerisasi.